Kamis, 11 Februari 2010

KHASIAT TANAMAN HIAS DALAM KESEHATAN

KHASIAT KESEHATAN DALAM TANAMAN HIAS
BAB I
PENDAHULUAN

Di tengah meningkatnya biaya hidup, kesehatan benar-benar terasa mahal harganya. Obat-obat yang ada di pasaran maupun yang harus ditebus untuk menyembuhkan suatu penyakit harganya semakin meningkat. Wajar saja bila saat ini pengobatan lebih banyak dialihkan pada pengobatan alternatif. Salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sebagai pengganti obat yang memiliki khasiat yang sama. Seringkali kita berfikiran bahwa tanaman obat itu susah dicari bahkan dari namanya saja bentuknya pun sulit kita kenali. Itu adalah pemikiran yang salah karena ternyata tanaman berkhasiat obat itu justru ada di dalam setiap tanaman. Bahkan dalam tanaman hias sekalipun. Sayangnya informasi yang ada tentang manfaat tanaman sangat minim sehingga wajar bila pemanfaatan tanaman hias untuk pengobatan belum meluas. Berikut adalah pemaparan beberapa contoh tanaman hias yang juga memiliki khasiat kesehatan dengan harapan dapat memberikan informasi serta menarik minat untuk menggunakan sumber daya tanaman sebagai pengganti obat, khususnya pada tanaman hias.










KHASIAT KESEHATAN DALAM TANAMAN HIAS
BAB II
PEMBAHASAN

A. TANAMAN PAGODA

1. Sistematika Tumbuhan

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Clerodendron
Spesies : Clerodendron paniculatum Vahl.
Nama Latin : Clerodendron paniculatum
Nama Umum : Bunga pagoda


2. Gambaran Tumbuhan

Dari namanya sendiri kita sudah bisa membayang-kan bagaimana bentuk bunganya. Tanaman ini seringkali dijumpai di pekarangan/taman-taman, pinggir jalan raya daerah luar kota sebagai tanaman hias. Bunga pagoda yang memiliki nama latin Clerodendron paniculatum Vahl., atau dikenal dengan tanaman Senggugu di Bali dan Pagoda Flower di Eropa merupakan tanaman perdu yang meranggas dengan tinggi bisa mencapai 1 – 3 meter. Batangnya penuh dengan rambut halus. Daunnya tunggal, bertangkai, dan letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat. Bunga pagoda dapat diperbanyak dengan biji.
Bunganya yang indah berwarna merah ini merupakan bunga majemuk yaitu kumpulan bunga kecil-kecil yang berkumpul menjadi bentuk piramid dimana semakin ke atas semakin runcing. Hanya sedikit saja yang mengetahui khasiat bunga pagoda ini, padahal mulai akar, batang sampai bunganya memiliki khasiat obat bagi penyakit tertentu.

3. Penyakit Yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Pagoda


Bagian akar misalnya, dengan sifat kimiawi dan efek farmakologis pahit dan dingin berkhasiat sebagai anti radang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan bengkak (anti sweeling) dan untuk pembekuan darah, susah tidur (insomnia), disentri. Penyakit –penyakit seperti sakit pinggang (lumbago), ngilu pada rematik, TBC yang disertai batuk maupun batuk darah dan wasir juga dapat disembuhkan dengan akarnya.
Daun pagoda yang berbentuk tunggal seperti jantung yang memiliki sifat kimiawi manis, asam, agak kelat dan netral berkhasiat sebagai anti radang dan untuk menghisap darah kotor (nanah). Untuk itu, bagian daun pagoda ini sangat cocok digunakan untuk obat luar seperti bisul, koreng maupun luka terpukul.
Bagian bunga berkhasiat untuk obat luar maupun dalam. Bunga pagoda itu sendiri memiliki khasiat untuk penambah darah, keputihan, wasir dan susah tidur.

4. Cara Pemakaian Tanaman Bunga Pagoda Sebagai Obat

Untuk penyakit yang proses penyembuhannya menggunakan akar, digunakan sebanyak 30 sampai 90 gram akar lalu digodok atau dijadikan bubuk, lalu diseduh dan diminum. Sedangkan penyakit yang disembuhkan dengan daunnya, pemakaiannya cukup dengan melumatkan beberapa daun segar yang kemudian dibubuhkan pada tempat yang sakit. Dan untuk memanfaatkan bunganya, digunakan bunga yang sudah dikeringkan, lalu disajikan dalam bentuk serbuk. Atau bisa dengan merebusnya dan diminum setelah dingin Untuk mencuci luka berdarah, wasir berdarah, gatal-gatal (pruritus). Selain itu, dapat juga menggunakan bunga segar yang digiling halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit, seperti wasir, gigitan serangga, atau luka.


B. TANAMAN JENGGER AYAM

1. Sistematika Tumbuhan Jengger Ayam

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Celosia
Spesies : Celosia cristata L.
Nama Latin : Celosia cristata
Nama Umum : Jengger ayam, Jewer kotok.

2. Gambaran Tumbuhan Jengger Ayam

Seperti halnya tanaman hias lain, jengger ayam pun disukai karena memiliki bentuk bunga yang indah dan beraneka ragam. Jengger ayam seringkali ditanam sebagai tanaman hias outdoor penambah artistik taman. Tanaman yang bernama latin Celosia cristata L. ini merupakan tanaman semusim, tumbuh tegak dengan tinggi 60 sampai 90 cm. Yang menarik dari tanaman ini adalah bunganya berbentuk bulir, tebal mendaging dimana bagian atas melebar dan menggumpal seperti jengger ayam jago, berlipat-lipat. Warna bunganya bervariasi ada yang merah, kuning, orange, ungu dan lain-lain.
Umumnya, jengger ayam ditanam di halaman dan di taman-taman, jarang terdapat tumbuh liar. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. berbatang tebal dan kuat, bercabang, beralur. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai memanjang dengan panjang 5 sampai 12 cm, lebar 3,5 sampai 6,5 cm, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sedikit garis merah di tengah daun.
Buah kotak, bulat telur, merah kehijauan, retak sewaktu masak, terdapat dua atau beberapa biji kecil, berwarna hitam. Perbanyakannya dengan biji.
3. Penyakit yang Dapat Disembuhkan Oleh Tanaman Jengger Ayam
Tanaman ini mengandung minyak lemak, kemfreritfrin, amaranthin dan pinitol sehingga menyebabkan efek fakmakologis rasa manis dan sejuk. Dengan sifat kimia tersebut , jengger ayam berkhasiat sebagai anti radang, untuk menghentikan pendarahan maupun keputihan dan menerangkan penglihatan. Tumbuhan Jengger Ayam yang digunakan untuk pengobatan adalah bunganya.
Selain itu kegunaan jengger ayam yaitu untuk mengobati mimisan, batuk darah, muntah darah serta pendarahan di luar rahim waktu haid, wasir, disentri, diare, infeksi saluran kencing, dan kencing nanah.

4. Cara Pemakaian Tanaman Jengger Ayam Sebagai Obat


Cara pemakaian jengger ayam untuk pengobatan adalah dengan mencampur 15 gram bunga jengger ayam kemudian digiling menjadi bubuk atau dibuat pil. Sedangkan cara lainnya untuk mengobati cukup dengan menyeduh 6 gram bunga jengger ayam kemudian diminum sebelum makan nasi.


C. TANAMAN MELATI

1. Sistematika Tanaman Melati
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac L.
Nama Latin : Jasminum sambac
Nama Umum : Bunga melati, Arabian jasmine (Inggris), Bunga melor (Melayu).

2. Gambaran Tanaman Melati

Tak ada yang dipungkiri bahwa tanaman hias ini memang memiliki berbagai faedah. Tidak hanya sebagai tanaman hias saja melainkan harum semerbak yang dikeluarkan oleh bunganya telah menjadi bahan untuk membuat parfum. Namun Selain berfungsi sebagai tanaman hias dan industri, tenaman kembang melati ini juga memiliki khasiat untuk kesehatan.
Tanaman ini merupakan tanaman jenis perdu yang menggantung dengan ketinggian bisa mencapai 0.3 sampai 3 meter. Tanaman ini lebih banyak dimanfaatkan bunganya baik sebagai riasan pengantin, maupun untuk bahan industri parfum. Bunga melati memiliki bentuk mahkota berwarna putih seperti payung menggarpu yang keluar dari ujung tangkai atau ketiak daunnya.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman

Tanaman bunga melati ini mengandung bahan kimia sepeti asam format, asam asetat, asam benzoat, asam salicylat, benzyl linalool dan lain-lain yang membuat bunga dan daunnya memiliki efek farmakologis rasa pedas, manis dan sejuk. Sedangkan pada akarnya mengandung rasa pedas, manis netral dan agak beracun. Secara umum tanaman melati berkhasiat untuk beberapa penyakit diantaranya, bunga dan daun untuk radang mata merah, menghentikan produksi ASI yang berlebihan dan sesak nafas. Sedangkan bagian akar dapat digunakan untuk penyakit Insomnia,bengkak akibat gigitan binatang.

4. Cara Pemakaian Tanaman Melati Sebagai Obat

Pemakaian tanaman melati sebagai obat dapat digunakan sebagai obat luar maupun obat dalam. Cara pemakaian tanaman melati dengan mencuci bersih 1 samapai 1,5 gram akar melati, digiling kemudian ditambahkan air matang secukupnya , disaring dan diminum. Bisa juga dengan menggunakan 6 gram bunga melati yang dicuci bersih lalu digodok. Sebagian airnya digunakan untuk diminum dan sebagian lagi untuk cuci mata jika untuk yang sakit matanya. Untuk menghentikan produksi ASI yang berlebihan bunga daun daun melati dimemarkan, kemudian ditempelkan pada payudara diganti beberapa kali sehari. Untuk sesak nafas dapat menggunakan 3 gram bunga melati yang diuci bersih lalu digodok dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.


D. TANAMAN ROSELLA

1. Sistematika Tanaman Rosela
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subclass : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.
Nama Ilmiah : Hibiscus sabdariffa
Nama Lokal : Rosela, Gamet walanda (Sunda), Kasturi roriha (Ternate), Roselle
(Inggris), Luo shen kiu (Cina).


2. Gambaran Tanaman Rosela

Dulu orang mengenal tanaman rosela sebagai tanaman hias. Tanaman ini unik dan enak dipandang mata sehingga orang senang menanamnya sebagai penghias halaman rumah. Batang dan rantingnya berwarna ungu kemerahan dengan daun hijau kemerahan. Bunganya berwarna pink (merah muda) dan buahnya di bungkus oleh lembaran keras berwarna merah menyala, tebal, berair dan rasanya sangat asam.
Tanaman rosela merah yang dulu hanya menjadi tanaman hias kini sudah mulai dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman yang potensial untuk dikembangkan menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman olahan diantaranya adalah teh, jeli, sirup dan manisan. Bagian tanaman yang bisa diproses menjadi produk pangan adalah kelopak bunganya.
Selama ini hasil olahan rosela yang lebih dikenal masyarakat adalah teh rosela. Namun hasil olahan lain seperti sirup rosela juga patut dilirik. Sebagai minuman, potensi pasar sirup sangat besar lantaran sirup bisa dikonsumsi untuk segala usia. Selain itu penggunaan sirup juga lebih luas. Sirup dapat digunakan untuk membuat minuman segar, toping pada aneka kue dan puding, serta sebagai bahan pemanis pada beberapa jenis makanan. Kelopak bunga rosela yang berwarna merah menyala dan berasa asam membuatnya cocok untuk dibuat sirup. Memang harga sirup ini agak lebih mahal. Tapi wajar saja karena selain kelezatan dan kesegaran yang ditawarkan, ada sejumlah khasiat fungsional yang terkandung didalamnya.
Rosela merupakan sumber vitamin C, vitamin D, vitamin B1, B2, niacin, riboflavin, karoten, zat besi, asam amino, polisakarida, omega 3 dan kalsium dalam jumlah yang cukup dan komponen bioaktif seperti asam organik, phytosterol, dan polyphenol, beberapa diantaranya memiliki sifat antioksidan. Kandungan fenolik utamanya mengandung antosianin seperti delphinidin-3-glucoside, sambubioside, and cyanidin-3-sambubioside; flavonoid lain seperti gossypetin, hibiscetin, dan masing-masing glikosidanya; protocatechuic acid, eugenol, dan ergoesterol (Ali-Bradeldin, Al-Wabel, & Gerald, 2005).

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Rosela

Telah banyak ilmuan yang meneliti tentang khasiat dari tanaman ini. Bunga rosela dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti jantung, ginjal, diabetes, asam urat, gangguan pencernaan, tipes, stroke, menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini telah dibuktikan oleh De-Xing Hou di Jepang. Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, itu menemukan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Rasa asam dalam bunga rosella merupakan perpaduan berbagai jenis asam seperti asam askorbat, asam sitrat, dan asam glikolic yang bermanfaat bagi tubuh.
Secara tradisional, tanaman ini biasa dikonsumsi untuk mengatasi batuk, lesu, demam, dan gusi berdarah. Ekstrak kuncup bunga rosela merah juga dipercaya mampu bekerja sebagai penahan kekejangan (antispasmodik), anticacing (antihelmintik), dan antibakteria. Khasiat lain dari herba ini sebagai antiseptik, mengatasi lemah syahwat, penyejuk (astringent), dan menurunkan kadar penyerapan alkohol.

4. Cara Pemakaian Tanaman Rosela Sebagai Obat

• Teknik Sirup
Masukkan kelopak bunga rosela kering, 12 kg gula pasir kedalam panci yang sudah diisi air. Setelah mendidih masukkan 4 lembar daun jeruk nipis. Rebus hingga agak kental lalu saring.
Setelah dingin siap untuk disajikan sebagai sirup rosela. Kemas dalam botol/kemasan lain yg higienis.

• Teknik Pengeringan
Bunga Rosela dikeringkan, ketika hendak diminum, cukup diseduh hingga berwarna merah keunguan.

E. TANAMAN KACA PIRING

1. Sistematika Tanaman Kaca Piring
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Gardenia
Spesies : Gardenia augusta Merr.
Nama Latin : Gardenia augusta
Nama Umum : Bunga Kaca piring. Jempiring.

2. Gambaran Tanaman Kaca Piring

Tak hanya cantik dan harum, kacapiring juga berkhasiat sebagai bermacam penyakit. Kacapiring atau jempiring merupakan salah satu tanaman bunga yang sangat dikenal di Bali. Bunganya cantik, berwarna putih dan harumnya menjadi maskot kota denpasar.
Jempiring (Gardenia Augusta Merr.) yang dikenal dengan nama daerah, Jempiring atau ceplok piring adalah spesies tanaman perdu berumur tahunan dari suku Rubiaceae, bunganya berwarna putih dan sangat harum. Dan juga dikenal dengan nama binomial Gardenia jasminoides yang berarti seperti melati, walaupun tidak ada hubungannya dengan marga Jasminum (melati).
Tanaman jempiring memiliki ciri daun kecil, banyak cabang dan batang. Di sela cabang dan daun kerap kali muncul bunga berwarna putih yang menebarkan harum yang khas. Bunga jempiring ini sulit didapatkan dan hanya mampu berbunga pada saat-saat tertentu. Keunikan tanaman jempiring ini membuat tanaman dan kebun semakin indah.
Tanaman kaca piring atau jempiring ini diperkirakan dari Negara Cina atau Jepang, namun sudah lama tumbuh di Indonesia dan ditanam di berbagai tempat. Misalnya, selain di halaman rumah, juga ditanam di halaman kantor, di taman-taman rekreasi, atau di pinggir jalan sebagai tanaman hias. Kadang tumbuh secara liar diantara semak-semak dan kebun.
Tak hanya indah sebagai tanaman hias, kaca piring mempunyai banyak khasiat. Tanaman ini mempunyai sifat yang mendinginkan dan rasanya pahit, umumnya mempunyai aktivitas pada jantung, liver, paru dan pencernaan. Karena itu masyarakat di Indonesia menggunakan tanaman ini dalam ramuan untuk mengatasi berbagai penyakit. Di samping itu bunga kaca piring yang harum mempunyai nilai komersial untuk dibuat minyak wangi. Dan pada bagian buahnya mengandung senyawa aktif suatu glikosida iridoid yang disebut geniposida.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Kaca Piring

Masyarakat di Indonesia menggunakan bagian daun dari tanaman ini dalam ramuan tradisional untuk mengobati sakit diabetes, sariawan, demam, sukar buang air besar. Di India dan Cina kacapiring juga digunakan dalam ramuan tradisioanal mereka. Biasanya untuk mengobati demam, antiradang, meperbaiki sirkulasi peredaran darah.
Selain daun, bagian tanaman yang banyak digunakan adalah buah. Buah mengandung bahan aktif geniposida yang paling banyak. Karena kandungan bahan ini, bagian buah digunakan untuk mengobati demam yang disertai peradangan, juga untuk mengobati infeksi. Buah kacapiring juga efektif untuk mengatasi pendarahan pada membrane mukosa, seperti pada hidung, saluran pencernaan dan saluran kemih. Untuk mengatasi pendarahan ini, serbuk buah kacapiring bisa digunakan sebagai obat dalam atau luar. Di Cina, ekstrak buah kacapiring digunakan untuk mengobati diabetes tipe-2, gangguan liver dan batu empedu. Beberapa tahun terakhir, banyak penelitian yang dilakukan, di dalam maupun di luar negeri untuk membuktikan khasiat tanaman kacapiring. Hasilnya menunjukan, senyawa glikoprotein dari kacapiringberkhasiat melindungi hepar (hati) terhadap kerusakan, dan dapat menurunkan kolestrol darah atau bersifat hipolipidemik.
Ekstrak gardenia yang diberikan pada hewan coba terbukti mampu menurukan kadar bilirbun darah. Hasil ini memberikan informasi penting mengapa kacapiring digunakan untuk mengobati gangguan hepar. Geniposida pada buah kacapiring selain berkhasiat sebagai hepatoprotektor, juga berkhasiat sebagai anti tumor. Pada pengujian terhadap hewan coba diketahui, senyawa pentaasetil geniposida tidak menyebabkan toksisitas pada liver, jantung, dan ginjal. Dengan demikian ekstrak buah kacapiring relative aman untuk dikonsumsi, malah sangat prospekstif untuk dikembangkan sebagai obat antitumor.
Penelitian ini juga didukung dengan penelitian lainnya yang menyatakan bahwa senyawa geniposida yang berhasil diisolasi dari kacapiring ini ternyata memiliki kemampuan sebagai detoksifikasi (membersihkan racun) antioksidan dan juga antikarsinogenesis. Hasil penelitian hewan coba mencit juga membuktikan, kacapiring dapat mengurangi tingkat keparahan pada penyakit pankreatitis, dapat menurunkan tekanan darah, juga mengurangi nyeri dan kejang-kejang ( spasme). Slain daun dan buah, bunga kacapiring juga berkhasiat sebagai obat. Sebuah penelitian membuktikan, bunga kacapiring juga mengandung senyawa iridoid yang berkhasiat sebagai antimikroba, terutama melawan bakteri E. coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, jamur Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes.

4. Cara Pemakaian Tanaman Kaca Piring Sebagai Obat

Bisa dengan merebus daun kacapiring sampai mendidih, setelah dingin baru meminumnya, atau cukup diremas-remas dengan tambahan air dan kemudian disaring.

F. TANAMAN MAHKOTA DURI

1. Sistematika Tanaman Mahkota Duri
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii Ch. Des Moulins.
Nama Latin : Euphorbia milii
Nama Umum : Mahkota duri, Pakis giwang, Crown of Thorns (Inggris),
Tie hai tang (Cina).

2. Gambaran Tanaman Mahkota Duri

Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens. varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai 60 sampai 240 centimeter. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Sekarang ini para pemuliaan tanaman sudah banyak mengembangkan E.milii. Salah satu Negara yang mengembangkan E. milii sampai saat ini adalah Thailand. Selain Thailand, Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai membudidayakan E. milli. Di Indonesia, euphorbia ini dikenal dengan nama Pakis giwang.
E. milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi, produktifitas,maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal
Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Daun E. milii berbentuk oval dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.
Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna. Perakaran E. milii merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh menyebar.
Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4° sampai 40° Celsius. dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas.
E.milii menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %) dan membutuhkan media tanam yang lebih lembab dibandingkan dengan jenis euphorbia lainnya. Pada kelembapan rendah,tajuk tanaman dapat tumbuh dengan baik bila disertai dengan penyiraman yang memadai. Sementara itu, kelembapan udara yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman, sehingga tanaman peka terhadap serangan penyaki. Namun, E. Milii masih bisa ditanam didataran tinggi asal pencahayaannya cukup dan curah hujan rendah.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Mahkota Duri

Euphorbia milii ternyata bisa menyembuhkan penyakit-penyakit seperti pendarahan rahim, bisul, luka bakar, dan hepatitis.

4. Cara Pemakaian Tanaman Mahkota Duri Sebagai Obat

Untuk pendarahan rahim bisa digunakan bunga sebanyak 10-15 kuntum direbus lalu diminum. Sedangkan untuk penyakit hepatitis digunakan pucuk batang yang masih segar (9-15 gram), diiris tipis dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Untuk luka bakar, daun dan batang direbus dengan air sampai mendidih, setelah dingin digunakan sebagai pengompres.
Dan untuk bisul, batang diiris tipis dan dibakar lalu ditempelkan pada bisul.

G. TANAMAN KUMIS KUCING

1. Sistematika Tanaman Kumis Kucing
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceaea
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon stamineus Benth.
Nama Latin : Orthosiphon stamineus
Nama Umum : Kumis kucing, Remujung (Jawa), Yaa nuat maeo (Thailand),
Mao xu cao (Cina), Misai kucing (Melayu).

2. Gambaran Tanaman Kumis Kucing

Kumis kucing adalah jenis tanaman hias yang juga bisa dijadikan sebagai tanaman obat atau herbal. Kumis kucing ini banyak sekali kegunaannya. Diantaranya bisa mengobati susah kencing, nyeri pinggang, dan batu ginjal. Obat alami ini sangat sering kita jumpai di tempat penjualan tanaman hias atau di semak-semak.
Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m, daunnya berbentuk bulat telur, bunganya berwarna putih seperti kumis kucing, batangnya berbentuk empat persegi dan mudah di patahkan. Tanaman kumis kucing tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias. Bagian tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah seluruh bagian tumbuhan. Kandungan kimianya Genkosid orthosifonin, zat lemak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Kumis Kucing

Tanaman hias yang kaya manfaat ini bisa mengobati penyakit susah buang air kecil, batu ginjal, kencing manis, sakit pinggang.

4. Cara Pemakaian Tanaman Kumis Kucing Sebagai Obat

Penggunaannya sebagai obat cukup dengan merebus daunnya dan diminum setelah dingin.

H. TANAMAN SAMBILOTO

1. Sistematika Tanaman Sambiloto
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Adrographis paniculata Nees.
Nama Latin : Andrographis paniculata
Nama Umum : Sambiloto, Hempedu bumi (Melayu), Chuan xin lian (Cina).

2. Gambaran Tanaman Sambiloto

Sambiloto merupakan tanaman herbal semusim yang tingginya berkisar 50-100 cm. la merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di hutan, ladang, atau halaman rumah. Tetapi ada juga yang menanam di halaman rumah sebagai tanaman obat-obatan keluarga. Tanaman ini mempunyai banyak percabangan, batangnya berbentuk segi empat dan berkayu. Warna batang tanaman hijau berukuran kecil, berkisar 2-6 mm. Batang tanaman tidak berbulu.
Daun sambiloto berbentuk lonjong dengan ujung pangkalnya meruncing. Tepi daun rata dan pertulangannya menyirip, panjang tangkai sekitar 1,5 cm. Daun berwarna hijau sampai hijau tua, panjang daun berkisar 36 cm dengan lebar 1-3 cm. Kedudukan daun berhadapan dengan tangkai pendek. Bunga sambiloto adalah bunga majemuk dengan bentuk tandan. Bunga berwarna putih atau ungu, dan kadang-kadang terdapat yang bergaris-garis. Bunga terletak di ujung batang dan ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk lanset yang terbagi atas lima bagian dan pangkal bunganya saling berlekatan. Tanaman sambiloto biasanya menghasilkan bunga sepanjang tahun. Buah sambiloto berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, bagian tengah buah memiliki alur. Ketika masih muda buah berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi cokelat kehitaman. Biji sambiloto berbentuk bulat dengan ukuran kecil, ketika masih muda biji berwarna putih dan setelah tua menjadi kecokelatan. Sambiloto sering dijumpai di tempat-tempat terbuka seperti kebun, pinggiran jalan, atau di tebing-tebing saluran air maupun sungai. Umumnya ia tumbuh di dataran rendah sampai dengan 700 meter dpl. Cara memperbanyak tanaman ini dapat menggunakan biji atau setek batang. Pertumbuhan pun cepat, umumnya ia tumbuh di tempat yang terbuka tetapi lembab. la sering juga digunakan sebagai tanaman hias untuk memperindah halaman.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Sambiloto

Tumbuhan sambiloto bisa menyembuhkan penyakit Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah, radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis, darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra), keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut, kanker, penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa), trofoblas ganas (tumor trofoblas), dan tumor paru.

4. Cara Pemakaian tanaman Sambiloto Sebagai Obat

Herba kering sebanyak 10 sampai 20 gram direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, dan diminum atau 3 sampai 4 kali sehari atau 4 sampai 6 tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.

I. TANAMAN BUNGA PUKUL DELAPAN

1. Sistematika Tanaman Bunga Pukul Delapan
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Turneraceae
Genus : Turnera
Spesies : Turnera subulata J.E.Smith.
Nama Latin : Turnera subulata
Nama Umum : Bunga pukul delapan.

2. Gambaran Tanaman Bunga Pukul Delapan

Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat ini bisa ditemukan pada ketinggian 10--250 m dpl, pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindung. Herba tegak dengan akar pena yang panjangnya 0,3-0,8 m ini berdaun tunggal, berbentuk bulat telur elips, pangkal berbentuk baji, ujung runcing, tepi bergerigi kasar, tulang daun menyirip, mempunyai kelenjar, panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Bunga mekar sekitar pukul 8 pagi dan layu sekitar pukul 12 siang. Mahkota bunga bentuknya bulat telur sungsang, pada pangkalnya cokelat, kuning muda di atasnya, dan terpuntir waktu kuncup. Buah berbentuk telur lebar, dengan biji lebih dari 30. Perbanyakan dengan biji. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun dan akarnya. Daun dan akar digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan, rematik sendi yang disertai bengkak, o bengkak karena memar, dan lemah setelah sembuh dari sakit berat. Bunga berkumpul berkelompok 2-8 di ujung batang, mekar pada pukul delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5-8 mm. biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyak dengan stek batang atau biji yang sudah tua.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Bunga Pukul Delapan

Untuk obat yang diminum, rebus daun atau akar segarnya (15 gram). Setelah dingin, saring dan minum airnya. Untuk obat luar, tumbuk daun segar secukupnya, tambahkan kapur sirih (secukupnya), lalu aduk rata. Tempelkan pada bisul atau bagian tubuh yang bengkak dan memar, lalu dibalut dengan kain.

J. TANAMAN TAHI KOTOK

1. Sistematika Tanaman Tahi Kotok
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Tagetes
Spesies : Tagetes erecta L.
Nama Latin : Tagetes erecta
Nama Umum : Bunga tahi kotok, Bunga tahi ayam, American Marigold (Inggris).

2. Gambaran Tanaman Tahi Kotok

Mahkota bunga tahi kotok lumayan menawan, dengan warna kuning yang menggoda. Diam-diam, ia juga bisa menyemprot tanaman. Bunga cirik ayam, begitulah orang Minang menyebut nama bunga yang satu ini. Bau bunga dan daunnya yang hampir sama dengan bau tahi ayam, membuat gelar ini semakin lekat saja dengannya. Karena bau yang khas inilah, ia hampir tidak pernah digunakan sebagai bunga pengungkap rasa cinta. Ia lebih banyak dijadikan penghias taman, karena kerajinannya berbunga. Oleh sebagian masyarakat Indonesia, bunga cirik ayam disebut juga dengan bunga tahi kotok. Dari segi warna, ia sangat beragam, ada yang kuning muda, oranye dan lainnya. Dulu, banyak pengusaha papan bunga mengandalkan bunga ini sebagai hiasan. Ia dipadukan dengan bunga kenop, dengan perpaduan warna yang indah. Hanya sekarang saja, keindahan bunga tahi kotok digantikan dengan bunga plastik. Keindahan tahi kotok, membuatnya terpilih sebagai bunga taman. Walau baunya tidak sedap, tapi warnanya memiliki keunggulan tersendiri. Jika ingin membuat bunga asal Meksiko ini rajin berbunga, maka tanamlah ia di tempat yang langsung terkena sinar matahari. Untuk mengenali tumbuhan yang satu ini, bisa ditandai dengan tingginya yang mencapai 1,3 sampai 1,5 meter. Ia termasuk tumbuhan bercabang, dengan daun tunggal menyirip sangat dalam. Sehingga menyerupai daun majemuk menyirip gasal. Jumlah taju anak daun pada kedua sisi ada 5-9, bentuknya memanjang hingga lanset menyempit. Ada bintik kelenjar bulat dekat tepinya, dengan warna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bongkol. Buahnya keras, bentuk garis, dan berwarna hitam. Walaupun baunya tidak disuka, tapi ia memiliki kemampuan yang ampuh untuk obat tanaman. Jika larutan bunga yang baunya tidak sedap ini disemprotkan ke tumbuhan, maka ia dapat membunuh belatung tanaman. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kandungan kimia yang mendekam dalam tumbuhan yang satu ini. Untuk bunga, terdapat tegetiin 0,1% terthienyl, helenian 0,74%, dan flavoxanthin.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Tahi Kotok

Bagian yang dipakai adalah bunga dan akar yang kering, dapat menyembuhkan infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis). Batuk seratus hari (Pertussis), radang saluran nafas (Bronchitis).Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi, kejang panas pada anak-anak, sakit perut.

4. Cara Pemakaian Tanaman Tahi Kotok Sebagai Obat

Untuk diminum, maka perlu direbus dan setelah dingin diminum, tetapi untuk obat luar bisa dengan mengolesi bunga dan akar yang telah dihaluskan.


K. TERATAI

1. Sistematika Tanaman Teratai
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea nouchali Brum F.
Nama Latin : Nymphaea nouchali
Nama Umum : Teratai.

2. Gambaran Tanaman Teratai

Teratai (Nymphaea nouchali) adalah tanaman air yang sangat diminati para pencinta tanaman hias karena sosoknya yang natural, eksotis dan dekoratif sehingga dapat menjadikan taman lebih semarak sekaligus menyejukkan pandangan. Teratai sering disebut Seroja atau Padma, di Eropa juga disebut Water Lily karena bunganya mirip bunga Lily. Selain berbunga cantik, ternyata tanaman ini juga sering digunakan sebagai bahan pangan dan obat. Hampir seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Teratai

Dalam pengobatan tradisional Cina, daun teratai dipercaya dapat menurunkan panas, menyembuhkan sakit kepala dan diare.

Abu daun teratai mengandung efek homeostatik, yaitu kemampuan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan normal, dan dipercaya dapat menghentikan pendarahan pada paru-paru, hidung dan rahim.

Selain daun, biji teratai juga bermanfaat untuk kesehatan jantung, limpa dan ginjal. Biji teratai biasa digunakan dalam membuat aneka kue, minuman atau bubur. Biji teratai juga mengandung efek astringen sehingga bermanfaat untuk mengobati diare dan juga mengandung efek sedatif sehingga berguna untuk mengatasi insomnia dan palpitasi (detak jantung cepat). Aroma bunga teratai yang harum banyak digunakan dalam pengobatan energi bunga (flower's Bach Remedies). Aroma teratai meningkatkan vitalitas dan mempunyai efek menenangkan. Sumber lain mengatakan, rebusan bunga teratai dapat digunakan sebagai pereda pendarahan dan menyembuhkan radang kulit bernanah. Umbi daun teratai juga bisa meredakan demam, tekanan darah tinggi dan wasir,

4. Cara Pemakaian Tanaman Teratai Sebagai Obat

Caranya adalah dengan merebus 4 sampai 5 lembar daun teratai dengan air, lalu air rebusannya diminum. Atau umbi teratai biasa diolah menjadi acar, tumisan, keripik dan dodol.

L. TANAMAN BUNGA KRISAN

1. Sistematika Tanaman Krisan
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Spesies : Chrysanthemum x grandiflorum L.
Nama Latin : Chrysanthemum x grandiflorum
Nama Umum : Bunga krisan, Bunga seruni, Ye ju hua (Cina).

2. Gambaran Tanaman Krisan

Tumbuhan ini tingginya sekitar 0,5 sampai 1 meter. Batangnya Tegak, bulat, sedikit bercabang, permukaan kasar, hijau. Daunnya Tunggal, berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal membulat, tepi bertoreh, panjang 7 sampai 13 centimeter, lebar 3 sampai 6 centimeter pertulangan menyirip, tebal, permukaan kasar, hijau. Bunga Majemuk, bentuk cawan, di ketiak daun atau di ujung batang, garis tengah 3 sampai 5 centimeter, kelopak bentuk cawan, ujung runcing, hijau, benang sari dan putik halus, berkumpul di tengah bunga, mahkota lonjong, lepas, panjang 3-8 mm, kuning. Buahnya Lonjong, kecil, ditutupi selaput buah, masih muda putih setelah tua hitam.
AkarnyaTunggang, putih. Daun dan bunga krisan mengandung saponin, di samping itu daunnya mengandung alkaloida dan tanin, sedang bunganya juga mengandung minyak atsiri.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Krisan

Bunga krisan berkhasiat sebagai obat sakit bengkak pada mata dan untuk obat luka.

4. Cara Pemakaian Tanaman Krisan Sebagai Obat

Dipakai 10 gram bunga krisan, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih lalu dinginkan sampai hangat-hangat kuku. Air hasil rebusan digunakan untuk merendam atau mengkompres.

M. TANAMAN BUNGA MATAHARI

1. Sistematika Tanaman Matahari
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Helianthus
Spesies : Helianthus annuus L.
Nama Latin : Helianthus annuus
Nama Umum : Bunga matahari, Sunflower (Inggris), Xiang ri kui (Cina),
Himawari (Jepang).

2. Gambaran Tanaman Bunga Matahari

Batangnya tegak, bulat, berbulu kasar, permukaan kasap, kuning keputih-putihan.
Daunnya tunggal, permukaan kasar, bulat telur, ujung lancip, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 sampai 24 centimeter, lebar 7 sampai19 centimeter, tangkai panjang 5 sampai 20 centimeter, bersegi, hijau. Bunganya tunggal, bentuk cawan, tumbuh di ujung batang, kelopak bentuk tabung, berlekuk, kuning muda, mahkota bentuk lanset, panjang 4-8 cm, benang sari lima, kepala sari berlekatan, hitam, tangkai putik kuning, kepala putik dua, kuning. Buahnya kecil, bentuk tabung, diameter ± 3 mm, putih kotor. Biji ujung lancip, pipih, berbulu, bergaris putih, panjang 1sampai 10 milimeter, lebar ± 7 milimeter, hitam. Akarnya tunggang, putih kotor. Biji kembang matahari mengandung flavonoida dan polifenol.

3. Penyakit yang Dapat Diobati Oleh Tanaman Bunga Matahari

Biji kembang matahari berkhasiat sebagai obat demam dan obat busung lapar.

4. Cara Pemakaian Tanaman Bunga Matahari Sebagai Obat

Dipakai ± 100 gram biji kembang matahari, disangrai seiama 15 menit, ditumbuk sampai lumat, dan lagsung digunakan pada bagian yang sakit.








KHASIAT KESEHATAN DALAM TANAMAN HIAS
BAB III
KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki keanekargaman hayati. Dari sekian juta tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia, banyak di antaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun maupun pada keseluruhan bagian tanaman.
Bedasarkan pemaparan beberapa contoh jenis tanaman hias di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanaman hias merupakan tanaman multiguna karena memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias yang dapat memperindah lingkungan juga sebagai obat untuk beberapa penyakit yang lazim ditemukan di kalangan masyarakat. Manfaat masing-masing tanaman hias tersebut tidak sama karena kandungan di dalamnya juga berbeda. Dengan kandungan yang berbeda tersebut, dapat dibuat ramuan obat yang berasal dari satu tanaman atau dari beberapa tanaman.
Ramuan obat yang dimanfaatkan dari tanaman hias ini dibuat dengan cara yang sederhana. Dan mempunyai khasiat yang besar dalam kesehatan. Jika digunakan sesuai aturan, ramuan-ramuan tersebut tidak akan menimbulkan efek samping karena ramuan-ramuan tersebut merupakan ramuan alami. Serta ramuan obat tersebut juga memiliki kelemahan yaitu: efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum standar, bersifat higroskopis dan volumines, secara umum belum diuji secara klinis, dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Walaupun demikian, efek samping ramuan obat tanaman hias tersebut tidak sama dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang disebut penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut yang dikenal dengan istilah SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Namun berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan ini sampai ditemukannya bentuk obat tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka.

DAFTAR PUSTAKA

Dessy. 2008. “Khasiat Kesehatan dalam Tanaman Hias.” Situs Pelayanan Kesehatan
(http://www.dechacare.com/Khasiat-Kesehatan-dalam-Tanaman-Hias-I295.html).

Admin. 2008. “Khasiat Obat pada Tanaman Hias.” Informasi Tanaman Hias dan Agrobisnis
(http://www.emirgarden.com/khasiat-obat-pada-tanaman-hias.html).

Guerre, Julia. 2010. “Tanaman Obat Keluarga Seri 2.” Ibujempol.com
(http://www.ibujempol.com/tanaman-obat-keluarga-seri-2/).

Pramono, S. Katno. 2002. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Yogyakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu UGM.